Rabu, 08 Desember 2010

BAB SATU, pertumbuhan dan perkembangan (>O<)


Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan

Pertumbuhan adalah pertambahan jumlah sel pada suatu organisme. Pertumbuhan bersifat tidak dapat kembali (irreversible). Ciri-ciri adanya pertumbuhan, misalnya pertambahan berat tubuh. Pertumbuhan juga diikuti dengan perkembangan yang merupakan proses saling terkait. Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan  diawali dengan pertumbuhan bakal biji dan bakal buah, dan tahap selanjutnya adalah perkecambahan.

Perkembangan Bakal Biji
  • Perkembangan endospermEndosperm kaya akan cadangan makanan. Cadangan makanan tersebut akan digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan embrio.
  • Perkembangan embrio
    Pertumbuhan dan perkembangan embrio diawali dengan pembelahan zigot secara mitosis dan menghasilkan sel basal dan sel terminal.
  • Struktur biji yang matang
    Biji yang matang mengandung embrio yang dikelilingi kotiledon, endosperm,atau keduanya. Biji dilindungi oleh kulit biji.

Perkembangan Bakal Buah
Buah berfungsi melindungi biji ketika biji dipencarkan oleh angin atau hewan. Buah mulai berkembang setelah terjadinya penyerbukan. Penyerbukan merangsang perubahan hormon yang menyebabkan bakal buah berkembang.
    PerkecambahanMasa dormansi adalah suatu kondisi di mana biji tidak tumbuh dan berkembang. Tidak berkembang dan bertumbuhnya biji dapat dikarenakan tidak cocoknya kondisi lingkungan  yang memungkinkan biji berkecambah. Berakhirnya masa dormansi ditandai dengan masuknya air ke dalam biji (proses imbibisi). Diferensiasi  merupakan proses pertambahan jenis dan fungsi sel yang jelas. Setelah itu akan dibentuk organ-organ melalui proses organogenesis. Energi digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan.
  • Embrio atau lembaga tumbuhan  memiliki tiga bagian yaitu calon akar (radikula), daun lembaga (kotiledon), dan batang lembaga (kaulikulus).
  • Akar Lembaga.Akar lembaga berfungsi sebagai akar
  • Daun Lembaga.Daun lembaga atau kotiledon merupakan daun pertama suatu tumbuhan. Fungsinya antara lain adalah untuk menimbun makanan, sebagai alat untuk melakukan fotosintesis, dan sebagai alat pengisap makanan untuk embrio
  • Batang Lembaga.Batang lembaga dibedakan menjadi epikotil dan hipokotil. Epikotil adalah ruas batang di atas daun lembaga yang akan tumbuh menjadi batang dan daun. Hipokotil adalah ruas batang di bawah daun lembaga yang akan tumbuh menjadi akar. Jadi, berdasarkan letak perkecambahan, tipe perkecambahan dibedakan menjadi dua, yaitu perkecambahan epigeal dan perkecambahan hipogeal. Perkecambahan  epigeal adalah perkecambahan yang ditandai dengan bagian hipokotil terangkat ke atas permukaan tanah. Perkecambahan hipogeal  adalah perkecambahan yang ditandai dengan terbentuknya bakal batang yang muncul ke permukaan tanah, sedangkan kotiledon tetap di dalam tanah.

Pertumbuhan
Pertumbuhan pada tumbuhan dapat dibagi menjadi dua, yaitu pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan primer adalah pertumbuhan sebagai hasil pembelahan sel-sel pada jaringan meristem primer. Pertumbuhan sekunder merupakan hasil aktivitas jaringan meristem sekunder berupa cambium dan cambium gabus.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
Faktor Internal meliputi faktor genetic dan proses fisiologis individual yang bersifat spesifik.

  • Faktor genetic
    Aktivitas metabolic yang berlangsung di dalam tumbuhan dikendalikan oleh gen-gen yang dimiliki oleh tumbuhan tersebut
  • Faktor fisiologis
    Pertumbuhan dan perkembangan akan melibatkan berbagai macam hormone dan vitamin. Hormone-hormon yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan adalah sebagai berikut:
  1. Auksin = berperan dalam pertumbuhan untuk memacu proses pemanjangan sel
  2. Giberilin = pembentukan biji
  3. Etilen =  pematangan buah dan kerontokan daun
  4. Sitokinin =  pembentukan akar, batang, bunga, buah
  5. Asam abisat = proses penuaan, gugur daun
  6. Kalin = ( Rizokilin,kaulokalin,filokalin,antokalin)
  7. Asam traumalin = proses regenerasi
  8. Vitamin yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan: riboflavin, asam askorbat, tiamin, piridoksin, asam nikotinat.
Faktor Eksternal
Faktor eksternal meliputi pengaruh iklim, tanah, biota tempat tumbuhan berada. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan adalah cahaya, temperature, air, oksigen, pH, dan nutrisi.

Selasa, 07 Desember 2010

BAB ENAM, mutasi sel (o.O)

MUTASI 
   Mutasi berasal dari kata mutatus (bahasa latin) yang artinya perubahan. Mutasi didefinisikan sebagai mutasi materi genetik (DNA) yang dapat diwariskan secara genetis pada keturunannya. Mutagen adalah agen yang menyebabkan mutasi. Mutan adalah manusia yang mengalamai mutasi. Perubahan sususan genetik menyebabkan perubahan gen dan akhirnya menyebabkan perubahan alel dan fenotip pada makhluk hidup. Tidak setiap perubahan  DNA adalah mutasi. Syarat mutasi adalah:
•    Adanya perubahan materi genetik (DNA)
•    Perubahan tersebut bersifat dapat atau tidak dapat di perbaiki
•    Hasil perubahan tersebut diwariskan secara genetik pada 
      keturunannya

MEKANISME MUTASI
Mutasi dapat mempengaruhi DNA maupun kromosom. DNA dapat dipengaruhi pada saat sintesis. Pada saat tersebut terjadi mismatch pemasangan nukleotida basa.
Kromosom juga dapat dipengaruhi oleh mutagen pada saat pemaketan DNA dalam kromosom (profase), pemisahan kromatid, penarikan kromosom oleh benang spindel, dan sintesis dinding sel (sitokinesis) setelah anafase.

TEMPAT TERJADINYA MUTASI 
MUTASI GAMETIK
Mutasi yang terjadi pada sel gamet dan mutasi tersebut diwariskan pada keturunannya. Gen-gen yang mengalami mutasi di dalam gamet dapat berupa mutasi autosomal (jika gen-gennya terdapat  pada kromosom autosomal). Mutasi autosomal dapat dapat menghasil mutasi dominan atau resesif, tergantung pada sifat yang dihasilkannya. Adapun mutasi gen-gen gamet yang terdapat pada kromosom kelamin dinamakan mutasi tertaut kelamin.
MUTASI SOMATIK   
Mutasi yang terjadi pada sel-sel soma (sel tubuh) dan mutasi tersebut tidak diwariskan pada keturunannya. Kejadian mutasi somatik terjadi pada janin yang sedang sikandung oleh ibunya dapat mengakibatkan cacat bawaan. Penyebabnya dapat berupa si ibu terkena sinar radioaktif atau meminum obat-obatan atau ramuan jamu yang bersifat mutagenik.


TINGKAT MUTASI
 MUTASI GEN
Mutasi gen merupakan perubahan yang terjadi pada nukleotida DNA yang membawa “pesan” suatu gen tertentu, dapat disebut juga mutasi titik. Mutasi titik merupakan perubahan kimiawi pada satu atau beberapap pasangan basa dalam satu gen tunggal.
TIPE-TIPE MUTASI TITIK
Substitusi pasangan basa merupakan penggantian satu nukleotida dan pasangannya di dalam untai DNA komplementer dengan pasangan nukleotida lain. Beberapa substitusi menghasilkan:
•    mutasi diam
•    mutasi salah arti
•    mutasi tanpa arti
•    Insersi dan Delesi
merupakan penambahan atau pengurangan satu atau lebih pasangan nukleotida pada satu gen.





MUTASI KROMOSOM
Mutasi kromosom adalah perubahan materi genetik yang disebabkan oleh perubahan sususan atau jumlah kromosom. Mutasi kromosom dapat disebabkan oleh gangguan fisik dan kimia yang menyebabkan kesalahan di dalam pembelahan sel (meiosis dan mitosis) sehingga merusak susunan kromosom atau mengubah jumlah kromosom.


PERUBAHAN JUMLAH KROMOSOM
  • EUPLOIDEuploid merupakan variasi dalam set dasar kromosom yang disebut genom. Set dasar yang dimaksud adalah jumlah kromosom terkecil yang pernah dimiliki oleh suatu jenis organisme pada evolusinya. Contohnya adalah pohon kapas genom (jumlah set dasar kromosom) pohon kapas (Gossypium sp.) adalah 13.
    Label genom secara keseluruhan dinyatakan denga ‘X’. Individu yang memiliki notasi 1X, 2X atau 3X, berarti memiliki satu, dua, atau tiga genom. Jumlah kromosomnya adalah hasil perkalian antara jumlah genom dengan jumlahkromosom pada genom tersebut.
    Genom yang memiliki 1X disebut monoploid, 2X diploid, 4X tetraploid, 5X pentaploid, 6X heksaploid dan seterusnya. Yang lebih dari diploid deklompokkan menjadi poliploid.

  • AUTOPLOID
    Autoploid merupakan kelipatan jumlah kromosom yang berasal dari genom spesies yang sama. Autoploid terdiri dari beberapa genom yang identik dengan kromosom-kromosom aslinya. Misalnya pada autotriploid, kromosomnya terdiri atas 3 genom (3X). Setiap genom memiliki sejumlah set kromosom yang sama.
  • ALOPLOID
    Aloploid merupakan kelipatan jumlah kromosom yang berasal dari genom spesies yang berbeda. Terbentuknya dari penyilangan antara dua spesies. Meskipun  hasil penyilangan steril, tetapi individu tersebut dapat lebih kuat dari induknya dan dapat mengalami perbanyakakan secara tidak kawin.
  • ANEUPLOID
    Alopoid adalah variasi jumlah kromosom yang diakibatkan adanya pengurangan atau penambahan satu atau sejumlah kecil kromosom, tetapi tidak berlangsung pada seluruh genom.
    Idealnya, pada pembelahan benang spindel mendistribusikan kromosom pada sel-sel anak tanpa kesalahan. Akan tetapi adakalnya kecelakaan yang disebut gagal berpisah. Bisa terjadi pada tahap meiosis I atau di meiosis II.


KELAINAN-KELAINAN PADA MANUSIA YANG DISEBABKAN OLEH PERUBAHAN KROMOSOM
Perubahan jumlah dan susunan kromosom berkaitan dengan sejumlah kelainanserius pada manusia. Terdapatnya jumlah kromosom yang abnormaldi dalam gamet yang diproduksi dan kemudian di dalam zigot.
Syndrom down
Terdapat kelainan di kromosom 21.
ciri-ciri:
- jari-jari tangan pendek dan tebal/ tapak monyet
- leher pendek dan muka mongol
- suka senyum, biasa cenderung terkena leukimia
- gigi jarang / tidak teratur
- biasa terdapat sidik loop radial pada puncak jari


Sindrom turner
Biasanya terjadi pada wanita, yaitu jumlah kromosomnya ada 45 buah dengan kromosom seksnya cuma 1 X, bukan XX seperti umumnya. Otomatis, anak perempuan yang mengalami sindrom ini tak bisa mentruasi.
ciri-ciri :
- mandul                                     - payudara kecil dan melebar
- ovarium tidak sempurna            - mempunyai gelambir leher yang lebar



Sindrom poli-X atau superfemale
Terjadi pada wanita. Jumlah kromosomnya 47 XXX. Biasanya anak dengan sindrom ini jadi kurang IQ-nya atau retardasi mental ringan. dan biasanya kelainan organ sex ( mandul )

Sindrom kleinefelter
Biasanya terjadi pada lelaki, yaitu jumlah kromosomnya 47 XXY. Padahal, kromosom lelaki harusnya XY. Jadi, dalam kelainan ini, meski kromosomnya lelaki tapi fisiknya perempuan. Soalnya, ia tak punya uterus atau rahim, hingga ia tak akan bisa mengalami menstruasi apalagi punya anak. Hal ini disebabkan pertumbuhan hormon yang tak bisa ke testis, hingga larinya ke payudara. Jadi, testis biasanya ada tapi kecil. Pun vaginanya sangat kecil dan cetek.


SUMBER MUTASI
Mutagen dapat berupa faktor kimia. Beberapa macam zat kimia yang mempengaruhi susunan DNA dan mempengaruhi jalanya replikasi DNA disebut zat-zat mutagenik. Zat tersebut misalnya asam nitrat dan trurnannya yang dapat mengubah sitosin di dalam DNA menjadi urasil dengan mekanisme deaminasi. Akibatnya basa berpasangan secara acak.
Selain itu, ada faktor dari radiasi pengionisasi (sinar X) menghasilkan gugus kimia yang reaktif yang disebut radikal bebas. Radikal tersebut dapat mengubah basa-basa nitrogen di dalam DNA menjadi tidak dapat dikenali oleh DNA polimerase. Radikal tersebut dapat memutus ikatan antara gula dan fosfat yang menyebabkan abnormalitas kromosom.


PENGARUH MUTASI
Mutasi dapat menjadi menguntungkan, mutasi yang menguntungkan adalah terdapat varietas baruyang lebih unggul, baik hewan maupun tumbuhan.
Mutasi dapat merugikan juga, munulnya kelainan-kelainan genetik.

MUTASI SEBAGAI SALAH SATU BAHAN BAKU EVOLUSI
Apabila mutasi terus-menerus terjadi, semua organisme akan bertambah variasinya.apabila mutasi tidak terjadi maka tidak akan terjadi evolusi.

BAB LIMA, pola - pola hereditas ( ' 3 ' )



Apakah itu?
Sifat baru yang beragam yang muncul pada suatu sel anakan (fenotipe), akibat penggabungan atau pencampuran sifat induk (parental).

Hukum pewarisan/penurunan sifat partikulat (gen)
Penemu               : Gregor Mendel
Menggunakan      : Kacang kapri karena memiliki banyak varietas (karakter) serta dapat melakukan penyerbukannya sendiri.
Kesimpulan          :










HUKUM MENDEL 1 = hukum segregasi
Pemisahan alel – alel secara bebas pada pembentukan gamet diploid menjadi haploid. Contohnya dapat kita pelajari di persilangan Monohibrid.
PERSILANGAN MONOHIBRID: menghasilkan turunan 1 karakter dengan 2 sifat beda.




















Dalam proses segregasi ini, alel yang berisi kromosom homolog (interfase)-> replikasi (meiosis1)-> bersegregasi (meiosis 2 (2n))->  setiap gamet memiliki 1 kromosom haploid (n). Perkawinan monohirid akan selalu menghasilkan keturunan dengan rasio 3 : 1

HUKUM MENDEL 2
Penggabungan bebas setiap alel yang harus disertai terbentuknya gamet. Contohnya dapat kita pelajari di persilangan dihibrid.
PERSILANGAN DIHIBRID: menghasilkan keturunan yang memiliki 2 karakter berlainan.



















Homozigot resesif           = bbkk
Homozigot dominan        = BBKK
Heterozigot                     = BbKk
Perkawinan dihibrid akan selalu menghasilkan keturunan dengan rasio 9 : 3 : 3 : 1

TESTCROSS
Persilangan fenotipe (anakan) 1dengan induk resesifnya. Hal ini dilakukan untuk memisahkan sel yang homozigot dengan sel yang heterozigot. Apabila dalam fenotipe 2 ditemukan hasil 50 : 50, maka sel tersebut bersifat heterozigot. Namun apabila hasil daripada perkawinan 100% sesuai induk awalnya, sel tersebut homozigot.

BACKCROSS
Persilangan fenotipe (anakan) 1 dengan induk dominannya. Hal ini dilakukan untuk memudahkan analisis suatu sifat genetis (karena akan menhasilkan keturunan Fenotipe 2 yang sama dengan induk awal)

PERSILANGAN RESIPROK
Persilangan ulang dengan jenis yang ditukar. Contoh: F1 = jantan bulat dan betina keriput. Maka persilangan resiproknya adalah jantan keriput dan betina bulat.

Penyimpangan semu  hukum mendel
1. Interaksi antar Alel
 Dominan tidak sempurna
- Alel dominan tidak mampu menutupi alel resesif secara sempurna
- Akibat: Individu emmiliki gen setengah dominan setengah resesif



















Dalam hal ini, tanaman berbunga merah muda muncul karena sifat merah (dominan) tidak dapat menutupi sifat putih (resesif)
- Rasio keturunan yang akan dihasilkan, 1 : 2 : 1


Kodominan
- Gabungan 2 alel yang menghasilkan produk berbeda dengan alel yang tidak saling mempengaruhi.
- Akibat: menghasilkan keturunan yang sama sekali berbeda dengan induk awalnya.



















Dalam hal ini, ayam berbulu blue Andalusia merupakan kodominan dari ayam berbulu hitam yang di silnagkan dengan ayam berbulu putih. Rasio keturunan yang dihasilkan, 1 : 2 : 1

Alel ganda
-   Fenomena adanya 3 atau lebih alel dalam 1 gen dimana biasanya hanya ada 2 alel dalam setiap gen.
- Akibat: menghasilkan lebih banyak variasi alel dan polimorfisme (dalam hal ini, munculnya 2 atau lebih fenotip dalam suatu populasi.)
- Table kelinci (4 alel dlm 1 gen) C -> Cch -> Ch -> c dari kanan ke kiri, semakin resesif sifatnya.

Alel letal
-   Alel yang membuat pertumbuhan karakter bagian tubuh vital terganggu.
-   Akibat: Kematian bagi individu pada stadium embrio awal atau sampai beberapa waktu setelah dilahirkan.
-   Resesif: keturunan homozigot resesif (aabb) akan mati
     Dominan: keturunan homozigot dominan (AbAb) akan mati

2. Interaksi genetik
Atavisme
- Munculnya sifat baru karena interaksi beberapa gen.
- Contoh: jengger ayam.















Dari sini, kita dapat melihat persilangan antara ayam jengger rose dan ayam jengger pea telah menghasilkan keturunan yang baru berupa ayam jengger walnut dan single.
- Rasio keturunan yang dihasilkan 9 : 3 : 3 : 1

Polimeri
- Interaksi antar gen yang bersifat kumulatif atau saling menambahkan.
- Akibat: sifat - sifat baru suatu individu yang mirip dengan sifat induk awalnya terbentuk.
















Hasil persilangan dari biji gandum merah dan putih menghasilkan warna biji gandum yang merah sedang, merah muda.
- Rasio keturunan yang dihasilkan, 15 : 1

Kriptomeri
- Sifat dominan suatu individu yang tersembunyi saat ia berdiri sendiri namun segera muncul saat ia berinteraksi dengan gen dominan lainnya.
- Akibat: Perubahan sifat pada sift anakan yang muncul













persilangan antara bunga merah AAbb (dominan) dengan bunga putih aaBB(dominan) memunculkan sifat dominan yang tersembunyi, yaitu ungu (AaBb).
- Rasio keturunan yang dihasilkan, 9 : 3 : 4

Epistasis dan Hipostasis
Gen yang menghalangi sifat gen lain = epistasis (dominan)
Gen yang dihalangi oleh gen dominan = hipostasis (resesif)

EPISTASIS DOMINAN = gen dengan alel dominan menutupi kerja gen lain.


















Seperti tabel disamping, warna kuning dan hijau labu baru dapat muncul ketikaepistasisnya berbentuk homozigot resesif (pp).

EPISTASIS RESESIF = gen dengan alel homozigot resesif mempengaruhi gen lain.
























EPISTASIS GEN DOMINAN RANGKAP
- Kerja 2 gen dominan atau lebih untuk menghasilkan 1 fenotip tunggal.

















pada tanaman kantong gembala, persilangan 2 gen dominan menghasilkan keturunan yang berbiji segitiga dan resesifnya bulat. Namun apabila biji segitiga dipersilangkan lagi dengan biji bulat, maka hasil keturunan f2nya akan menjadi tanaman segitiga. (15 : 1)

EPISTASIS GEN RESESIF RANGKAP (KOMPLEMENTER)
- Interaksi gen yang saling melengkapi dan bila ada salah satu gen bersifat homozigot resesif (aa) maka pemunculan karakter anakan akan terhalangi maka kedua dari gen harus bersifat dominan.















warna bunga muncul akibat pigmen + enzim pengaktifnya.
- Tidak ada  pigmen = aktifitas enzim tidak tampak
- Tidak ada enzim pengaktif pigmen = warna tidak aktif.
- Fenotipe keturunan 9 : 7

3. TAUTAN DAN PINDAH SILANG
Terjadi karena jumlah gen lebih banyak daripada jumlah kromosom. Kesalahan terjadi pada saat segregesi sel. Sel yang seharusnya memisah secara bebas dan berpasangan dengan alel2 lain, justru malah bertaut dengan alel mereka sendiri. Akibatnya, rekombinasi antara gen – gen di sepasang kromosom. (penelitian oleh: Thomas Hunt Morgan, menggunakan Drosophilia/lalat buah karena paling gampang berkembang biak dan memiliki kromosom paling sedikit yaitu, 3 autosom dan 1 genosom.

Tautan Autosomal
gen – gen di kromosom yang sama, tidak dapat bersegregasi secara bebas dan cenderung diturunkan bersamaan.
Kesimpulan : ditemukan lalat mutan dengan mata putih, brbadan hitam dan sayam vestigial (berkerut).

Tautan Kelamin
Setelah lalat mutan disilangkan dengan lalat normal, hasilnya mengejutkan, fenotipe yang dihasilkan justru dominan mutan dan ini terjadi hanya pada lalat jantan. Lalat betina tidak terpengaruh apa – apa.

PINDAH SILANG
Pertukaran gen suatu kromatid dengan kromatid homolognya.
Akibat: sifat induk parental (A-B  dan a-b)akan membentuk rekombinan pada sifat induk baru (A-b dan a-B).
Pindah silang dapat terjadi pada gen - gen yang tautannya lemah. Tautan lemah didasarkan kepadajarak antar gen (unit peta), semakin dekat semakin kuat dan jauh semakin lemah. Untuk mengetahui nilai unit peta itu sendiri, harus menghitung terlebih dahulu Nps (Nilai pindah silang) dengan rumus,
Nps =   jumlah tipe rekombinan     x 100%
           Jumlah individu seluruhnya

Golongan Darah Manusia

Karakteristik Golongan Darah Sistem ABO







Karakteristik Golongan Darah Sistem MN











Karakteristik Golongan Darah Rh
































PERBAIKAN MUTU GENETIK
1. SELEKSI
Pemilihan dan pemisahan secara manual bibit unggul dan yang tidak.

2. HIBRIDASI (PERSILANGAN)
- Inbreeding: Persilangan dengan satu keluarga
  Tujuan: mendapatkan keturunan yang bergalur murni
- Pure breeding: Persilangan dengan 1 ras yang sama
  Tujuan: mendapatkan keturunan yang homozigot
- Cross breeding: Persilangan dengan 2 ras yang berbeda
   Tujuan: menghasilkan keturunan dengan sifat – sifat baru
- Up breeding: Persilangan dengan jantannya merupakan bibit unggul dan betinanya bukan
   Tujuan: Memperbaiki mutu ternak


3. MUTASI BUATAN
- Radiasi sinar radioaktif
Menghasilkan tanaman yang berumur panen pendek, hasil produksi tinggi dan tahan terhadap serangan hama wereng.
- Perendaman biji dengan senyawa kimia kolkisin
Menghasilkan buah yang besar dan tidak berbiji
    

BAB EMPAT, pembelahan sel (>u<)

Pembelahan Sel Secara Mitosis
   Pembelahan mitosis menghasilkan sel anakan yang jumlah kromosomnya sama dengan jumlah kromosom sel induknya, pembelahan mitosis terjadi pada sel somatik (sel penyusun tubuh). Sel – sel tersebut juga memiliki kemampuan yang berbeda – beda dalam melakukan pembelahannya, ada sel – sel yang mampu melakukan pembelahan secara cepat, ada yang lambat dan ada juga yang tidak mengalami pembelahan sama sekali setelah melewati masa pertumbuhan tertentu, misalnya sel – sel germinatikum kulit mampu melakukan pembelahan yang sangat cepat untuk menggantikan sel – sel kulit yang rusak atau mati. Akan tetapi sel – sel yang ada pada organ hati melakukan pembelahan dalam waktu tahunan, atau sel – sel saraf pada jaringan saraf yang sama sekali tidak mampu melakukan pembelahan pada usia tertentu. Sementara itu beberapa jenis bakteri mampu melakukan pembelahan hanya dalam hitungan jam, sehingga hanya dalam waktu beberapa jam saja dapat dihasilkan ribuan, bahkan jutaan sel bakteri. Sama dengan bakteri, protozoa bersel tunggal mampu melakukan pembelahan hanya dalam waktu singkat, misalkan amoeba, paramecium, didinium, euglena, dan lain-lain.

   Pada sel – sel organisme multiseluler, proses pembelahan sel memiliki tahap – tahap tertentu yang disebut siklus sel. Sel – sel tubuh yang aktif melakukan pembelahan memiliki siklus sel yang lengkap. Siklus sel tersebut dibedakan menjadi dua fase utama, yaitu interfase dan mitosis. Interfase terdiri atas 3 fase yaitu fase G (growth), fase S (synthesis), dan fase G2 (growth2).

   Pembelahan mitosis dibedakan atas dua fase, yaitu kariokinesis dan sitokinesis, kariokinesis adalah proses pembagian materi inti yang terdiri dari beberapa fase, yaitu Profase, Metafase, dan Telofase. Sedangkan sitokinesis adalah proses pembagian sitoplasma menjadi dua sel anak hasil pembelahan.
1. Kariokinesis
Kariokinesis selama mitosis menunjukkan ciri yang berbeda – beda pada tiap fasenya. Ciri dari tiap fase pada kariokinesis adalah:
A) Profase
1.Benang – benang kromatin berubah menjadi kromosom. Kemudian setiap kromosom membelah menjadi kromatid dengan satu sentromer.
2.Dinding inti (nucleus) dan anak inti (nucleolus) menghilang.
3.Pasangan sentriol yang terdapat dalam sentrosom berpisah dan bergerak menuju kutub yang berlawanan
4.Serat – serat gelendong atau benang – benang spindel terbentuk diantara kedua kutub pembelahan
B) Metafase
Setiap kromosom yang terdiri dari sepasang kromatida menuju ketengah sel dan berkumpul pada bidang pembelahan (bidang ekuator), dan menggantung pada serat gelendong melalui sentromer atau kinetokor.
C)Anafase
Sentromer dari setiap kromosom membelah menjadi dua dengan masing – masing satu kromatida. Kemudian setiap kromatida berpisah dengan pasangannya dan menuju ke kutub yang berlawanan. Pada akhir anafase, semua kromatida sampai pada kutub masing – masing.
D)Telofase
Pada telofase terjadi peristiwa berikut:
1.Kromatid yang berada pada kutub berubah menjasadi benang – benang kromatin kembali.
2.Terbentuk kembali dinding inti dan nukleolus membentuk dua inti baru.
3.Serat – serat gelendong menghilang.
2. SITOKINESIS
Sitoplasma (sitokenesis) menjadi dua bagian, dan terbentuk membran sel pemisah ditengah bidang pembelahan. Akhirnya , terbentuklah dua sel anak yang mempunyai jumlah kromosom yang sama dengan kromosom induknya. Selama sitokinesis berlangsung, sitoplasma sel hewan dibagi menjadi dua melalui terbentuknya cincin kontraktil yang terbentuk oleh aktin dan miosin pada bagian tengah sel. Cincin kontraktil ini menyebabkan terbentuknya alur pembelahan yang akhirnya akan menghasilkan dua sel anak. Masing – masing sel anak yang terbentuk ini mengandung inti sel, beserta organel – organel selnya. Pada tumbuhan, sitokinesis ditandai dengan terbentuknya dinding pemisah ditengah – tengah sel. Tahap sitokinesis ini biasanya dimasukkan dalam tahap telofase.

Hasil Mitosis:
1. Satu Sel induk yang diploid (2n) menjadi 2 sel anakan yang masing – masing diploid.
2. Jumlah kromosom sel anak sama dengan jumlah kromosom sel induknya.

Pembelahan Sel Secara Meiosis
Pembelahan Meiosis disebut juga pembelahan reduksi, karena terjadinya pengurangan jumlah kromosom dalam prosesnya dari 2n menjadi n. Dalam pembelahan Meiosis terjadi dua kali pembelahan sel secara berturut –turut, tanpa diselingi adanya interfase, yaitu tahap meiosis 1 dan meiosis 2 dengan hasil akhir 4 sel anak dengan jumlah kromosom haploid (n).
1.Meiosis I
Profase I
A. Leptoten
Kromatin menebal membentuk kromosom.
B. Zigoten
Kromosom yang homolog mulai berpasangan, kedua sentriol bergerak menuju ke kutub yang berlawanan.
C. Pakiten
Tiap kromosom menebal dan mengganda menjadi dua kromatida dengan satu sentromer.
D. Diploten
Kromatida membesar dan memendek, bergandengan yang homolog dan menjadi rapat.
E. Diakenesis
Ditandai dengan adanya pindah silang (crossing over) dari bagian kromosom yang telah mengalami duplikasi. Hal ini hanya terjadi pada meiosis saja,, yang dapat mengakibatkan terjadinya rekombinasi gen, nukleolus dan dinding inti menghilang. Sentriol berpisah menuju kutub yang berawanan, terbentuk serat gelendong diantara dua kutub.
Metafase 1
Pada tahap ini, tetrad menempatkan dirinya pada bidang ekuator. Membran inti sudah tidak tampak lagi dan sentromer terikat oleh spindel pembelahan.
Anafase I
Pada tahap ini, spindel pembelahan memendek dan menarik belahan tetrad ke kutub sel berlawanan sehingga kromosom homolog dipisahkan. Kromosom hasil crossing over yang bergerak ke kutub sel membawa materi genetik yang berbeda.
Telofase I
Pada tahap ini, membran sel membentuk sekat sehingga terbentuk dua sel anak yang bersifat haploid, tetapi setiap kromosom masih mengandung dua kromatid yang terhubung melalui sentromer.

Meiosis II
Profase II
a. Benang – benang kromatin berubah kembali menjadi kromosom.
b. Kromosom yang terdiri dari 2 kromatida tidak mengalami duplikasi lagi.
c. Nukleolus dan dinding inti menghilang.
d. Sentriol berpisah menuju kutub yang berlawanan.
e. Serat – serat gelendong terbentuk diantara 2 kutub pembelahan.
Metafase II
Kromosom bergerak ke arah ekuator dan menggantung pada serat gelendong melalui sentromernya.
Anafase II
Kromatida berpisah dari homolognya, dan bergerak menuju ke kutub yang berlawanan.
Telofase II
a. Kromosom berubah menjadi benang – benang kromatin kembali.
b. Nukleolus dan dinding inti terbentuk kembali.
c. Serat – serat gelendong menghilang dan terbentuk sentrosom kembali.

Hasil Meiosis :
1.) Satu sel induk yang diploid (2n) menjadi 4 sel anakan yang masing – masing haploid (n)
2.) Jumlah kromosom sel anak setengah dari jumlah kromosom sel induknya.
3.) Pembelahan meiosis hanya terjadi pada sel – sel generatif atau sel – sel gamet seperti sperma dan ovum (sel telur).

GAMETOGENESIS
Gametogenesis adalah proses pembentukan sel- sel gamet. Sel-sel gamet sangat berperan dalam peristiwa reproduksi

SPERMATOGENESIS
Pada pria, sel benih primordial tetap berada pada stadium embrionalnya, di dalam jaringan testis, dikelilingi dengan sel-sel penunjang, sampai saat sesudah lahir dan menjelang pubertas. Diferensiasi lanjutan dari sel benih primordial dan penunjangnya baru mulai pada masa pubertas. Sel benih primordial berkembang menjadi spermatogonium kemudian menjadi spermatosit primer. Spermatosit primer ini kemudian mengadakan meiosis, dan menghasilkan spermatosit sekunder. Setelah itu spermatosit sekunder mengalami proses meiosis kedua menjadi spermatid. Lalu spermatid akan menjadi sel sperma (spermatozoa). Perkembangan dari spermatid menjadi sel sperma dewasa disebut sebagai spermiogenesis. Karena terjadi pemisahan pasangan kromosom, suatu sel sperma akan mengandung kromosom separuh dari induknya (44+XY) yaitu kemungkinan 22+X atau 22+Y.

OOGENESIS
Oogenesis merupakan proses pembentukann ovum di dalam ovarium.
Oogonium adalah merupakan sel induk dari ovum yang terdapat dalam sel folikel yang berada di dalam ovarium. Oogonium mengalami pembelahan mitosis berubah menjadi oosit primer, yang memiliki 46 kromosom. Oosit primer melakukan meiosis (tahap I), yang menghasilkan dua sel anak yang ukurannya tidak sama. Sel anak yang lebih besar adalah oosit sekunder yang bersifat haploid (n). Ukurannya dapat mencapai ribuan kali lebih besar dari yang lain karena berisi lebih banyak sitoplasma dari oosit primer yang lain. Sel anak yang lebih kecil disebut badan polar pertama yang kemudian membelah lagi. Apabila oosit sekunder di dibuahi oleh sel sperma (fertilisasi), maka akan mengalami pembelahan meiosis yang kedua. begitu pula dengan badan polar pertama membelah menjadi dua badan polar kedua yang akhirnya mengalami degenerasi. Namun apabila tidak terjadi fertilisasi, menstruasi dengan cepat akan terjadi dan siklus oogenesis diulang kembali. Oosit sekunder bersifat haploid (n) dengan 23 kromosom dan selanjutnya disebut dengan ootid. Ketika inti nukleus sperma dan ovum siap melebur menjadi satu, saat itu juga ootid kemudian mencapai perkembangan akhir atau finalnya menjadi ovum yang matang. Peristiwa pengeluaran sel telur dikenal dengan istilah ovulasi. Pada setiap ovulasi hanya satu telur yang matang dan dapat hidup 24 jam. Jika ovum yang matang tersebut tidak dibuahi, maka sel telur tersebut akan mati dan luruh bersama dengan dinding rahim pada awal siklus menstruasi.

BAB TIGA, substansi genetika (^-^)


Setiap sel organisme eukariotik mempunyai substansi genetika berupa kromosom yang mengandung gen. Gen memiliki peranan penting dalam mengatur pertumbuhan dan sifat-sifat menurun. Gen mengandung senyawa kimia asam nukleat seperti DNA (deoxyribonucleic acid atau asam deoksiribonukleat) dan RNA (ribonucleic acid atau asam ribonukleat).
DNA + protein histon dan non-histon (nukleosom) -> nukleosom + nukleosom (solenoid) ->solenoid + solenoid (kromatin) -> kromatin + kromatin ( kromatid) -> kromatid + kromatid (kromosom)

Kromosom
•Selain protein histon, kromosom juga mengandung protein non-histon yang merupakan sejumlah protein struktural, enzim, dan pritein regulator (pengatur).
•Kromosom merupakan stuktur padat yang terdiri dari dua molekul (DNA dan protein). Kromosom terdapa di dalam inti sel (nukleus) dan baru tampak jika sel sedang membelah diri. Jumlah dan bentuk kromosom setiap spesies sudah ditentukan dan bersifat tetap.

Bagian-bagian kromosom:
Kromatid
- Merupakan salah satu dari dua lengan hasil replikasi kromosom.
- Melekat satu sama lain pada sentromer.
- Istilah lain: kronema ( filamen yang sangat tipis, terlihat selama masa profase, kadang interfase).
Kromomer
- Merupakan stuktur manik-manik yang merupakan akumulasi dari materi kromatin yang kadang terlihat pada saat interfase.
- Jelas terlihat pada kromosom politen (kromosom dengan DNA yang telah direplikasi berulang kali tanpa ada pemisahan, terletak berdampingan, bentuk kromosom seperti kawat).
Sentromer
- Merupakan daerah konstruksi (pelekukan) disekitar pertengahan kromosom.
- Memiliki kinetokor ( bagian kromosom yang merupakan tempat pelekatan benang-benang spindel selama pembelahan inti dan merupakan tempat melekatnya lengan kromosom).
Satelit
- Merupakan bagian kromosom yang berbentuk bulatan, terletak di ujung lengan kromatid.
- Terbentuk karena adanya konstriksi sekunder di daerah tersebut.
Telomer
- Menunjukan daerah terujung pada kromosom.
- Fungsi: untuk menjaga stabilitas bagian ujung kromosom agar DNA di derah tersebut tidak terurai.

Bentuk-bentuk kromosom menurut letak sentromer:
- kromosom metasentrik: kromosom yang letak sentromernya di tengah-tengah lengan kromatid (membagi kromatid menjadi dua bagian).
- Kromosom submetasentrik: kromosom yang letak sentromernya tidak di tengah-tengah lengan kromatid (tidak membelah kromatid menjadi sama panjang).
- Kromosom akrosentrik: kromosom yang letak sentromernya di antara ujung hingga tengah kromatid.
- Kromosom telosentrik: kromosom yang letak sentromernya berada di ujung kromatid.

Jenis-jenis kromosom:
- Gonosom ( kromosom seks)
1.Menentukan jenis kelamin.
2.Manusia memiliki sepasang.
3.Kromosom tidak berpasangan, hanya terdiri dari satu set kromosom (haploid).
4.Sperma: 23 kromosom (22 autosom + X atau 22 autosom + Y)
5.Sel telur (ovum): 23 kromosom (22 autosom +X)
Sperma dan ovum memiliki suatu set tunggal 22 autosom (22 A) + 1 kromosom seks (X/Y)
Manusia sel somatik (semua selain sperma dan ovum) berjumalah 46 kromosom  dua set (1 set maternal dari ibu dan 1 set paternal dari ayah) yang masing-masing terdiri dari 23 kromosom.
- Autosom (kromosom tubuh)
1.Manusia memiliki 22 pasang.
2.Kromosom selalu dalam keadaan berpasangan (kromosom homolog).
3.Contoh penulisan kromosom pada manusia:
4.Sel tubuh:46, terdiri atas 44 autosom + 2 gonosom atau 22 pasang autosomhomolog + 2 gonosom.
5.Sel tubuh pria: 44 autosom + XY (22 pasang autosomhomolog + XY)
6.Sel tubuh wanita: 44 autosom + XX (22 pasang autosom homolog + XX)

Kromosom homolog
- Merupakan kromosom yang membentuk pasangan yang memiliki panjang, posisi sentromer, dan pola pewarnaan yang sama.
- Kedua kromosom tersebut membawa gen yang mengendalikan karakter warisan yang sama.
Terjadi pengecualian pada sel somatik unik -> X dan Y
•Betina -> memiliki sepasang kromosom homolog X (XX)
Salah satu X aktif saat embrionik -> mengalami pemadatan (Barr body)
Barr body: memanjang, letaknya pada sel somatik betina (tahap interfase), tidak dieskpresikan, aktif kembali saat dalam sel-sel ovarium).
•Jantan -> memiliki kromosom X dan kromosom Y (XY).
Haploid: sel dengan suatu set kromosom tunggal, jumalah: 23 (n=23)

Genom
Merupakan total informasi geneteis yang disimpan dalam DNA suatu sel.
Tersusun atas gen-gen.

Gen
Merupakan fragmen DNA di dalam kromosom
Merupakan senyawa kimia yang mengandung informasi genetik.
Bertanggung jawab atas sifat-sifat genetik
Letak: kromosom
Unit instruksi untuk menghasilkan atau mempengaruhi herediter tertentu.
Terdiri dair DNA yang diselubungi dan diikat oleh protein.
Unit informasi genetik.

Thomas Hunt Morgan (1866-1945) menyatakan bahwa gen mempunyai sifat-sifat:
- Terdapat pada kromonema di dalam kromosom dan tempat gen di dalam kromosom disebut lokus
- Sebagai zarah yang kompak dan gen mengisi lokus di dalam kromosom.
- Mengandung satuan informasi genetik.
- Mengatur sifat-sifat yang diturunkan.

Fungsi gen:
•Menyampaikan informasi genetik kepada keturunannya
•Mengendalikan perkembangan dan metabolisme sel atau individu .
•Sebagai zarah tertentu yang terdapat dalam kromosom.

Gen disimbolkan dengan huruf. Gen bersifat dominan disimbolkan huruf besar. Gen yang bersifat resesif disimbolkan huruf kecil.

Alel
Merupakan versi alternatif gen (menjelaskan adanya pewarisan suatu sifat).
Karakter:
- Dominan (dapat membentuk melanin).
- Resesif (tidak memiliki edek yang jelas pada penampakan organisme).

Kemungkinan (keadaan):
- Homozigot : alel identik
- Heterozigot: dua alel yang berbeda dalam satu gen.
- Fenotip: penamakan organsime secara fisik. Karakteristik atau ciri yang dapat diukur dan nyata pada suatu individu, dapat diukur.
- Genotip: penyusun genetik, susunan genetik suatu karakter yang dimiliki suatu individu.
- Alel selalu berpasangan dan disimbolkan dengan huruf yang sama.
- Umumnya sebuah gen hanya memiliki sebuah alel. Akan tetapi kenyataan menunjukkan bahwa sebuah gen dapat memiliki lebih dari satu alel (multiple alelomorfi) sedangkan alel-alelnya disebut alel ganda.
- Alel ganda merupakan sejumlah alel yang menempatai lokus tertentu yang sama pada kromosom. Contoh alel ganda: golongan darah.

DNA (Deoxyribonucleic acid)
Molekul panjang yang menyimpan informasi genetik.
Merupakan persenyawaan kimia yang membawa informasi genetik dari suatu generasi kepada generasi berikutnya.
Merupakan penyusun gen, sehingga secara kimia dapat dikatakan bahwa gen adalah DNA.
Dimiliki oleh hampir seluruh organisme.
Fungsi:
•Membawa informasi genetik dari suatu generasi kepada generasi berikutnya.
•Mengontrol aktivitas hidup secara langsung dan tidak langsung.
•Mensintesis RNA

Berperan dalam proses sintesis protein.
•Bagian terbesar DNA terdapat di nukleus, terutama dalam kromosom.
•Memiliki stuktur heliks beruntai ganda (heliks ganda watson-crick)
•Makromolekul polinukleotida  tersusun atas polimer nukleotida yang berulang-ulang, tersusun rangkap, membentuk DNA heliks ganda (double heliks), berpilin ke kanan.
•Setiap nukleotida memiliki tiga gugus molekul: gula 5 karbon (2-deoksiribosa), basa nitrogen (purin dan pirimidin), dan gugus fosfat.
•Tersusun dari 4 jenis monomer nukleotida (tidak rata).
•Rantai rangkap berpilin. Mononukleotida berhubungan dengan ikatan fosodieter.
•Stabilitas DNA heliks ganda ditentukan oleh susunan basa dan ikatan Hidrogen
•DNA heliks ganda merupakan makromolekul yang stuktur primernya merupakan poli nukleotida. Memiliki polaritas gusgus fosdat dengan karbon 5’-deoksiribosa pada ujung terminal nukleotidanua. Ujung rantai DNA lainnya merupakan gugus hidroksil dengan karbon 3’-deoksiribosa . berlawanan orientasi satu sama lain. Kedua rantai polinukleotida DNA yang membentuk heliks ganda berjajar secara antipararel.
•Rantai polinukleotida -> suatu polaritas atau bidireksionalitas polinukleotida.
•Pada tanggal 7 Maret 1953, Watson dan Crick menyelesaikan model heliks ganda DNA. Model DNA tersebut mencapai ketinggian 6 kaki dan dipublikasikan di majalah Nature pada tanggal 25 April 1953.
•Purin: Adenine (A) dan Guanine (G).
•Pirimidin: Cytosine (C) dan Thymne (T)
•A=T dan G=C -> dua ikatan hidrogen atau ketentuan Chargaff (ikatan Hidrogen)
•Diperlukan tenaga yang lebih besar untuk memutuskan Guanine dan Cytosine.
•Purin/pirimidin + deoksiribosa -> nukleosida / deoksiribonukleosida
nukleosida / deoksiribonukleosida: prekursor (unsur awal pemebentuk senyawa deoksiribonukleosida yang berikatan dengan gugus fosfat membentuk nukleotida / deoksiribonukleotida) elementer untuk sintesis DNA

Replikasi DNA
•Harus sebelum proses pembelahan dimulai.
•Peristiwa sintesis DNA
•Terjadi dengan adanya sintesis rantai nukleotida baru dari rantai nukleotida lama
•Hasil proses komplementasi pasangan basa -> molekul DNA baru sama dengan molekul DNA lama (sebagai cetakan) -> replikasi (3 model)
3 model replikasi:
Model konservatif
- 2 rantai DNA lama tetap, tidak berubah
- Fungsi: sebagai cetakan untuk dua rantai DNA baru.
Model semikonservatif
- 2 rantai DNA lama terpisah, rantai baru disintesis dengan prinsip komplementasi pada masing-masing rantai DNA lama.
- Akhir: dihasilkan dua rantai DNA baru (masing-masing mengandung satu rantai cetakan molekul DNA lama dan baru sebagai hasil sintesis).
- Model yang paling tepat untuk replikasi DNA.
- Berlaku untuk eukariot dan prokariot.
Model dispersif
- Beberapa bagian dari kedua rantai DNA lama digunakan sebagai cetakan untuk sintesis rantai DNA baru.
- Hasil akhir: rantai DNA lama dan baru yang tersebar pada rantai DNA lama dan baru.

RNA (Ribonucleic acid)
•Makromolekul yang berfungsi sebagai penyimpan dan penyalur informasi genetik.
•Sebagai penyimpanan informasi genetik (virus dan retrovirus).
•Sebagai penyalur info genetik (pada proses translasi untuk sintesis protein)
•Dapat sebagai enzim (ribozim) -> dapat mengkatalis formasi RNAnya sendiri atau ,molekul RNA lain.
•Rantai tunggal polinukleotida
•Hasil transkripsi dari suatu fragmen DNA
•Stuktur:
•Setiap ribonukleotida terdiri dari: 5 karbon (ribosa), basa nitrogen (purin dan primidin), dan gugus fosfat.
•Purin dan pirimidin berikatan dengan ribosa -> nukleotida atau ribonukleotida -> prekursor dasar untuk sintesis DNA.
•Ribonukleosida + gugus fosfat -> nukleotida atau ribonukleotida.

Tipe-tipe:
RNAd
a)Urutan basanya berpasangan dengan salah satu urutan basa rantai DNA
b)Membawa pesan atau kode genetik (kodon) dari kromosom ke ribosom.
c)Kode genetik akan menjadi letakan untuk spesifitas urutan asam amino pada rantai polipeptida.
•RNAr
a)Komponen stuktural utama ada pada ribosom
b)70-80% protein.
c)Merupakan RNA yang terdapat di dalam ribosom, meskipun dibuat di dalam nukleus.
d)Diduga berperan penting dalam sintesis protein.
RNAt
a)Membawa asam amino ke ribosom
b)Memiliki tiga rangkaian basa pendek (antikodon).
c)Dibuat di dalam nukleus sebelum masuk dalam sitoplasma
d)Merupakan RNA terpendek yang bertugas menerjemahkan kodon dari RNAd.
e)Fungsi: mengikat asam-asam amino yang akan disusun menjadi protein di dalam ribosom. Setiap asam amino memerlukan RNAt khusus.
f)Pada RNAr terdapat bagian yang mengandung 3 basa yang dapat berbeda susunannya dibandingkan RNAt lainnya. Tiga basa tersebut dinamakan antikodon. Antikodon akan berpasangan dengan 3 basa yang terdapat pada RNAd yang disebut kodon.

Kode genetik
•Cara pengkodean urutan nukleotida pada DNA / RNA untuk menentukan urutan asam amino pada saat sintesis protein
•Kode yang dibawa oleh RNA mesengger untuk disampaikan kepada RNA transfer.
•Urutan 3 basa nitrogen yang membentuk suatu triplet dan disebut kodon (kodogen).
•Ribuan reaksi kimia dan enzim berfungsi mengatur jalannya semua reaksi
•Ditentukan oleh basa nitrogen [ada rantai DNA yang akan menentukan susunan asam amino.
•Jumlah asam amino yang begitu banyak menyebabkan adanya “kelimpahan” (degenerasi / redundansi)
•Kode genetik untuk seluruh organisme bersifat universal, kode genetik suatu organisme dapat diterjemahkan oleh organisme lain dan membentuk asam amino yang sama.
•Dalam kamus lengka kode genetika, U disebut sebagai T pada susunan triplet. Karena diyakini triplet dobwa oleh RNAd bukan DNA.
•Kodon: Triplet yang mewakili informasi bagi suatu asam amino
•Kode genetik bersifat degeneratid karena 18 dari 20 macam asam amino ditentukan oleh lebih dari satu kodon -> kodon sinonimus (tidak acak).
•Kodon sinonimus memiliki perbedaan pada urutan basa ketiga.
a)(III) pirimidin -> asam amino sama
b)(II) pirimidin -> asam amino yang hidrofilik
c)(II) purin -> asam amino yang polar
•Metionin dna triptofan merupakan kodon tunggal
•Ekspresi gen merupakan proses informasi dikode di dalam gen di terjemahkan menjadi urutan asam amino (selama sintesis protein).
a)Dogma sentral: DNA (membawa informasi genetik) ditranskripsi menjadi RNA dan RNA akan diterjemahkan menjadi polipeptida (memiliki urutan asam amino secara spesifik).
b)Dua tahap:
•Transkripsi
•Pencetakan urutan rantai nukleotida template dari suatu DNA untai ganda disalin.
•Untuk menghasilkan rantai molekul RNA.
•Sintesis RNA dari salah satu rantai DNA -> cetakan atau sense
•Antisense merupakan rantai DNA komplemennya
•Unit transkripsi merupakan rentangan DNA yang ditranskripsi menjadi molekul RNA
•RNA dihasilkan dari aktivitas enzim RNA polimerase (membuka pilinan kedua rantai DNA dan merangkai nukleotida RNA).
Tahap-tahap:
a)Inisiasi (permulaan): promoter yang mencakup titik awal transkripsi (menentukan titik awal). Membentang beberapa pasangan nukleotida di depan titik awal. Menentukan yang mana dari kedua untai heliks DNA yang akan digunakan sebagai cetakan.
b)Elongasi (pemanjangan): RNA bergerak disepanjang DNA -> pilinan heliks ganda DNA terbuka hingga 10-20 basa DNA sekaligus -> enzim RNA polimerase menambahkan nukleotida ke ujung 3’ dari molekul RNA yang sedang “tumbuh” disepanjang heliks ganda DNA -> DNA heliks ganda terbentuk lagi -> molekul RNA baru akan lepas dari cetakan DNAnya.
c)Terminasi (pengakhiran): Terminator (urutan DNA) berfungsi untuk menghentikan proses transkripsi.
•Translasi
•Sintesis polipeptida dengan urutan spesifik berdasarkan RNA yang dibuat pada tahapan pertama.
•Membutuhkan pengikatan dan pergerakan ribosom di sitoplasma pada sepanjang rantai RNA untuk menerjemahkan urutan nukleotida rantai DNA menjadi urutan asam amino.
•Untuk membentuk rantai polipeptida.
•Sel menginterpretasikan suatu kode genetik (serangkaian kodon di sepanjang molekul RNAD) menjadi protein yang sesuai.
•Intepreter: RNAt mentransfer asam amino (dari kolam asam amino di sitoplasma ke ribosom), molekul tidak semuanya identik. Molekul membawa asam amino spesifik pada salah satu ujungnya yang sesuai dengan triplet nukleotida pada ujung RNAt lain (antikodon).
•Asosiasi kodon dan antikodon sebenarnya merupakan bagian kedua dari dua tahap pengenalan yang dibutuhkan untuk translasi suatu pesan genetik yang akurat dan harus didahului oleh pelekatan yang benar antara RNAt dengan asam amino.
•Aminoasil-RNAt sintetase (aminoacyl-tRNA synthetase) merupakan gabungan asam amino denga RNAt yang sesuai oleh suatu enzim spesifik.

Tahap-tahap:
a)Inisiasi
•Terjadi dengan adanya RNAd, sebuah RNAt yang memuat asam amino pertama dari polipeptida, dan dua subunit ribosom.
•Subunit ribosom kecil mengikatkan diri pada RNAd dan RNAt inisiator. Subunit ribosom kecil melekat pada tempat terntentu di ujung 5’ dari RNAd. Di dekat tempat pelekatan ribosom subunit kecil pada RNAd terdapat kodon inisiasi AUG, yang memberikan sinyal dimulainya proses translasi.
•Persyaratan inisiasi adalah kodon RNAd harus mengandung triplet AUG dan terdapat RNAt inisiator berisi antikodon UAC yang membawa metionin.
•Pada setiap proses translasi, metionin selalu menjadi asam amino awal yang diingat.
•Triplet dikatakan sebagai start codon karena berfungsi sebagai kodon awal translasi
b)Elongasi
•Pada tahap elongasi dari translasi, asam amino-asam amino berikutnya ditembahkan satu per satu pada asam amino pertama (metionin).
•Molekul RNAr dari subunit ribosom besar berfungsi sebagai enzim, mengkatalisis pembentukan ikatan peptida yang menggabungkan polipeptida yang memanjang ke asam amino yang baru tiba.
•Pada tahap ini, polipeptida memisahkan diri dari RNAt tempat perlekatannya semula dan asam amino pada ujung karboksilnya berikatan dengan asam amino yang dibawa oleh RNAt yang baru masuk.
•Saat RNAd berpindah tempat, antikodonnya tetap berikatan dengan kodon RNAt. RNAd bergerak bersama dengan antikodon ini dan bergeser ke kodon berikutnya yang akan ditranslasi.
•RNAt sekarang tanpa asam amino karena telah diikatkan pada polipeptida yang sedang memanjang. Selanjutnya RNAt keluar dari ribosom. Langkah ini membutuhkan energi yang disediakan oleh hidrolisis GTP.
•RNAd bergerak melalui ribosom ke satu arah saja mulai dari ujung 5’.
•Ribosom dan RNAd bergerak relatif satu sama lain, dengan arah yang sama, kodon demi kodon.
•Siklus elongasi menghabiskan waktu kurang dari 1/10 detik dan terus berlangsung hingga rantai polipeptidanya lengkap.
c)Terminasi
•Elongasi berlanjut hingga ribosom mencapao kodon stop.
•Triplet basa kodon stop adalah UAA, UAG, atau.UGA.
•Kodon stop tidak mengkode suatu asam amino namun bertindak sebagai sinyal untuk menghentikan translasi.
•Tahap inisiasi, elongasi, dan terminasi memerlukan faktor-faktor protein yang membantu RNAd, RNAt, dan ribosom selama proses translasi.
•Inisiasi dan elongasi rantai polipeptida juga membutuhkan sejumalah energi yang disediakan oleh GTP (guanosin triphosphat), mirip ATP.
•Di dalam tubuh manusia terdapat 20 macam asam amino dengan kode genetik yang berbeda-beda.

Istilah-istilah
Promoter: daerah DNA dimana RNA polimerase melekat dan mengawali transkripsi.
Solenoid: benang yang lebih padat dan terpintal.
Histon: pemintalan DNA pada set protein.
Kromatin: benang-benang halus dalam nukleus.
Kariotipe: tampilan visual kromosom setuap individu.
Lokus: posisi atau letak gen dalam kromosom, berbentuk seperti manik-manik yang berjejer lurus pada seuntai benang. Terletak pada suatu gen pada kromosom. Bersifat diploid (memiliki dua lokus untuk setiap herediternya